Sabtu, 29 Oktober 2016

Pratikum Fermentasi Alkohol

PRAKTIKUM FERMENTASI ALKOHOL 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Fermentasi atau respirasi intramolekul disebut pula respirasi anaerob. Fermentasi merupakan respirasi yang berlangsung dalam keadaan tanpa oksigen bebas yang bertujuan untuk mendapatkan energi. Fermentasi ada tiga, yaitu fermentasi alkohol, asam laktat dan asam cuka. Namun yang akan kita bahas pada laporan kali ini adalah fermentasi alkohol.

            Fermentasi etanol,  atau yang juga disebut sebagai fermentasi alkohol, adalah proses biologi di mana gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi energi seluler dan juga menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Karena proses ini tidak membutuhkan oksigen, melainkan khamir yang melakukannya, maka fermentasi etanol digolongkan sebagai respirasi anaerob. Fermentasi etanol digunakan pada pembuatan minuman beralkohol dan bahan bakar etanol, juga dalam mengembangkan adonan roti.

1.2 Tujuan

      Untuk mengetahui zat yang diperlukan dan dihasilkan dalam fermentasi alkohol.





1.3 Rumusan Masalah

            1. Apa saja zat yang diperlukan dan di hasilkan pada proses fermentasi alkohol


BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan       

  •  Alat :
    •   2 tabung Erlenmeyer (ukuran 150 mL dan 250 mL) 
    •     Selang plastik kecil ukuran 1 meter 
    •     Termometer 
    •      Nampan
  • Bahan :·          
    •    Fermipan 
    •    Gula merah (dihaluskan) 
    •     Plastisin
2.2 Cara Kerja
   1.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
   2.      Isi air pada labu erlenmeyer besar sebanyak 150 mL dan labu erlenmeyer kecil sebanyak 125 mL.
   3.      Masukkan gula merah yang telah dihaluskan kedalam labu erlenmeyer besar (yang  berisikan 150 mL air)   secukupnya.
   4.      Kemudian tambah fermipan secukupnya kedalam labu erlenmeyer besar yang telah berisikan larutan gula merah.
   5.      Masukkan termometer kedalam labu erlenmeyer besar
   6.      Hubungkan labu erlenmeyer besar ke labu erlenmeyer kecil dengan menggukan selang plastik.
   7.      Lalu rekatkan kedua ujung labu erlenmeyer tersebut dengan menggukan plastisin.
Rangkaian alat dan bahan dapat terlihat pada gambar dibaawah ini :


   8.      Catatlah suhu awal percobaan.
   9.      Biarkan proses tersebut berlangsung sekitar 20 – 25 menit.
   10.  Kemudian catatlah hasil pengamatan. Lakukan analisis terhadap perubahan – perubahan yang terjadi.

2.3 Tabel Pengamatan
No.
Keadaan yang diamati
Sebelum proses fermentasi
Setelah proses fermentasi
1.
Warna larutan gula merah + fermipan
Coklat susu
Coklat berbusa
2.
Bau dari campuran larutan gula merah dan fermipan
Asam-asam basi
Tape
3.
Gas yang dihasilkan
-
Karbon dioksida
 ( CO2)
4.
Suhu
30 oC
31 oC

2.4 Variabel
a.       Variabel  terikat      : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna

b.       Variabel bebas       : Glukosa (gula merah)

c.       Variabel control      : Fermipan






BAB III
PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapat bahwa :
            Apabila kita lihat dari komponen warna larutan gula merah + ragi, sebelum proses fermentasi warnanya adalah coklat namun setelah mengalami proses fermentasi wananya adalah coklat dan mengandung busa (coklat berbusa). Adapun bau dari campuran larutan gula merah dan ragi adalah asam-asam basi saat sebelum proses fermentasi dan berbau tape setelah mengalami proses fermentasi.
            Suhu awal pada campuran larutan gula merah dan ragi yaitu 30ºC. Hal tersebut disebabkan lamanya pengadukan kedua zat sehingga panas yang dihasilkan cukup tinggi. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm karena menghasilkan panas yang merupakan gesekan antara pengaduk, wadah dan larutan dalam tabung tersebut .  Setelah suhu  awal sebelum fermentasi, labu  erlemenyer tesebut ditutup dengan sumbat gabus sehingga yang dilapisi plastisin pada pinggirannya, terjadi reaksi yang menghasilkan gelembung – gelembung. Suhu akhirnya adalh 31ºC.
            Setelah melakukan penelitian tersebut maka kita dapat mengetahui zat apa saja yang diperlukan dan dihasilkan pada proses fermentasi alkohol. Adapun zat yang diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai proses fermentasi alkohol adalah glukosa ( gula merah), sedangkan zat yang dihasilkan adalah alkohol (ethanol) dan gas karbon dioksida (CO2).

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
               Faktor-faktor  yang mempengaruhi  proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
               Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan.
               Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol. Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
1.      pH
                      PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat

2  Nutrien
                      Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat  yang mengandung karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.

3.      Temperatur
                      Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30ºC dan temperature maksimal antara 35-47ºC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan yeast. Pada temperature yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.

Foto (Dokumentasi)








Gelembung yang di hasilkan


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
               Fermentasi alkohol merupakan merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Fermentasi alkohol disebut juga respirasi anaerob karena respirasi yang berlangsung dalam keadaan tanpa oksigen bebas. Tujuan dari fermentasi alkohol inipun sama dengan respirasi anerob yaitu untuk mendaptkan energi. Adapun bahan yang diperlukan dalam melakukan proses fermentasi alkohol adalah glukosa (gula merah) sementara yang dihasilkan adalah alkohol dan karbon dioksida (CO2). Adapun beberapa faktor  yang mempengaruhi fermentasi alkohol adalah sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

B. Saran
            Akankah lebih baik jika kita harus memperhatikan jumlah ragi atau fermipan yang akan dicampurkan ke dalam larutan gula. Hal ini harus disesuaikan dengan banyaknya larutan gula merah yang telah dibuat. Tidak hanya itu, kedua ujung dari labu erlenmeyer haru direkatkan plastisin serapat mungkin. Hal ini menghindarkan agar udara yang berada di dalam tabung tidak dapat keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar